Majalah SO-EN cinta pertama saya di dunia fashion

saya merasa perlu membuat tulisan ini,agar setidaknya menginspirasi para orang tua, agar mengarahkan  putra - putrinya untuk mendalami hal-hal yang mereka cintai.
Ibu saya adalah seorang penjahit yang juga membuka sekolah MODES di rumah (Modes Mudjiati TUREN, Malang). Sejak kecil saya sudah sering membantu ibu dalam urusan jahit atau pun mengelola kursus modesnya. Sampai suatu ketika ibu membeli sebuah majalah fashion yang berbeda dengan buku atau majalah fashion lain yang biasa ibu beli.  Semenjak ibu membeli majalah itu, tak henti hentinya saya mengaguminya. Saya suka berlama-lama melihat lembar demi lembarnya. Berdecak kagum dengan semua foto yang ditampilkan disitu.

Anehnya meski sering melihat-gambar yang ada dimajalah itu, saya tak pernah bosan berlama-lama menikmati lembar demi lembarnya. Bagi saya, foto-foto yang ada di majalah itu sangat berbicara. Keterangan yang dicantumkan di di setiap foto membuat cerita sendiri yang tak kalah menarik.

Diantara sekian banyak foto yang ada disana, saya paling suka dengan foto-foto busana pengantin. It's very amazing... Bahkan menginjak usia dewasa, bila tak sengaja melihat majalah itu, saya akan langsung mencari gambar busana pengantin yang ada di majalah itu. Entahlah, meski beranjak dewasa, majalah itu masih sangat mengagumkan di mata saya.



Ini adalah salah satu foto busana pengantin yang sangat mempesona saya sejak saya masih kecil
 

Belakangan setelah dewasa, saya tahu, bahwa itu adalah Majalah SO-EN, majalah mode pertama yang membuat saya jatuh cinta dengan dunia fashion.
Majalah SO-EN  diterbitkan oleh The Chain School of Bunka Fashion College. Bunka adalah salah satu pioneer sekolah fashion di Indonesia.  Majalah SO-EN berisi  karya desainer lulusan Bunka. Pertama kali terbit pada 1936, sampai 2005, So-En terbit sebagai majalah yang memuat desain dan pecah model setiap gambar . Setelah itu, So-En berlanjut sebagai majalah industri busana.






Sudah sangat kumal, tapi saya masih menyimpannya dengan rapi


Sejak kecil saya sangat suka mengambar wanita dengan aneka busana. di hampir semua buku catatan saya pasti ada gambar wanita dengan beragam gaya.

Sayangnya, ketika memilih untuk kuliah di jurursan TATA BUSANA, orang tua saya melarangnya. Sebenarnya alasannya sangat simple, karena salah satu  kakak saya sudah kuliah di jurusan TATA BUSANA. "masak kuliah dengan jurusan yang sama?" 
Saya pun menurut saja ketika diarahkan untuk kuliah di tekhnik Sipil UMM,
'kan sama-sama ngambarnya?" begitu pertimbangannya.
Dan kini, saya pun mengerti kenapa semasa smp sma saya selalu berprestasi, tapi semasa kuliah saya berubah menjadi mahasiswa 'biasa', diantaranya adalah karena saya tidak mencintai ilmu yang sedang saya pelajari. Terkadang sambil menunggu dosen datang, saya sengaja membawa rajutan untuk dikerjakan disela-sela waktu kuliah.
Saya lebih suka menghabiskan waktu saya dengan berorganisasi,  menjadi salah satu reporter kampus sejak semester satu dan aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan lainnya.

Bertahun berlalu, sama sekali tidak membuat saya melupakan dunia fashion yang saya cintai, Ketika baru menjadi ibu dengan satu putri, saya sudah mulai merintis bisnis jilbab saya. mendesain jilbab-jilbab sederhana kemudian menjualnya dengan cara dititipkan kepada beberapa teman. Mengemas sendiri jilbab-jlibab itu ke dalam plastik sambil mengasuh putri saya.

Lambat laun, bisnis jilbab saya terus berkembang, maka bayangkanlah, betapa terharunya saya ketika kemudian suami saya menghadiahi saya kursus fashion, ketika usia saya tidak lagi muda.

Semula sempat ragu karena saya merasa usia saya sudah cukup 'tua' untuk sekolah lagi.        Toh tanpa sekolah fashion pun prooduk saya diterima pasar dengan cukup baik.Apalagi yang saya impikan bukan private course, tapi sekolah fashion, bertemu dengan teman-teman yang memiliki passion yang sama di bidang fashion, berlomba mengerjakan tugas dan semacamnya. Tapi kuliah fashion pun belum memungkinkan, selain masalah waktu juga karena biaya sekolah fashion cukup mahal bagi kami saat ini. sekitar 50 juta sampai 100 juta lebih.

Karena suami saya terus mendoorong saya, akhirnya bertambahlah kesibukan saya saat ini, yaitu kursus fashion. Doakan semooga semua lancar yaa... amiien.

It's me Indah Triwahyuni (indah Annora)

CONVERSATION

1 komentar:

Unknown mengatakan...

boleh fotokopi majalahnya ga? saya suka bgt ngikutin metodenya gampang bingits..secara masih pemula bgt